Judul :
Kisah Lezat dari Lezatika
Penulis :
Fadillah Tea
Penerbit :
Grasindo
Tahun terbit :
2019
Tebal :
92 halaman
ISBN :
978-602-05-1438-3
Review buku kali ini mencoba mengulik sebuah buku anak yang sangat menarik berjudul "Kisah Lezat dari Lezatika."
Pasar buku anak di
Indonesia, setiap tahunnya dibanjiri dengan buku-buku baik dari penulis lokal,
maupun buku-buku import. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya
sendiri. Salah satu pertimbangan orangtua membelikan buku untuk anak, tentunya buku
yang mengandung nilai-nilai positif dan membuat anak yang membaca menjadi lebih
baik. Kekuatan buku anak karya penulis lokal, adalah adanya muatan nilai budaya
Indonesia di dalamnya.
Salah satu buku anak
terbaru yang bermuatan budaya lokal, adalah buku berjudul “Kisah Lezat dari
Lezatika”. Buku ini mengangkat aneka ragam makanan tradisional yang mungkin kini
sering tergantikan dengan aneka pizza dan burger. Coba tengok tokoh dalam buku
ini. Ada Ratu Cenil, Raja Semar Mendem, Pangeran Onde, Putri Putu Ayu, dan lain
sebagainya (halaman 2). Cenil, Semar Mendem, Onde-Onde, dan Putu Ayu, adalah
nama-nama jajanan pasar yang dulu biasa menjadi camilan anak-anak zaman old,
atau mereka yang sekarang ini telah menjadi orangtua. Selain keempat jajanan
tersebut, masih ada 19 jenis makanan
lain yang menjadi tokoh cerita dalam buku ini. Ada Misro, Combro, Peuyeum,
Lindri, Cucur, dan lain-lain.
Buku ini terdiri dari
tujuh cerita/dongeng yang menceritakan tentang Kerajaan Lezatika. Dongeng yang
pertama mengisahkan serangan pasukan semut dari Kerajaan Rangrang. Berkat Ratu
Cenil yang hobi membaca, pasukan semut dapat diusir dari Kerajaan Lezatika
(halaman 11). Ratu Cenil pernah membaca kalau semut takut air. Maka, rakyat dan
prajurit Kerajaan Lezatika menggali parit di sekitar istana untuk melindungi
istana dari pasukan semut. Para semut langsung kabur!
Kisah yang kedua
menceritakan Festival Tapioka di Lezatika. Di sini adik-adik bisa berkenalan
dengan keluarga Tapioka yaitu Pak Singkong, Misro, Comro, dan Lindri. Dan ada bonusnya
resep membuat peuyeum, atau tapai singkong. Kisah-kisah di Lezatika juga
mengajari adik-adik mengatur jadwal kegiatan dalam sehari (halaman 39), cara
agar tidak mudah lupa seperti Pak Papeda (halaman 58), dan memelihara
persahabatan dengan baik seperti yang dilakukan Laklak dan Bendu. Semua
nama-nama yang disebutkan di atas, adalah jenis makanan, lho. Jika belum kenal
dengan nama-nama itu, tenang saja. Dalam buku ini dijelaskan asal, bentuk, dan
bahan pembuat makanan tersebut. Kalau masih bingung, minta ayah atau ibu
menemani adik-adik ke pasar tradisional untuk membeli kue-kue tersebut, ya?
Selain mengenal
berbagai jenis makanan tradisional, buku ini juga dilengkapi lembar aktivitas
seperti mewarnai, menggunting, dan menempel. Sediakan pensil warnamu, dan
warnai berbagai jenis makanan yang ada, sesuai dengan imajinasimu. Nah, segera
dapatkan bukunya di toko terdekat. Jangan sampai kehabisan, ya.