Senin, 22 April 2019

Berkenalan Dengan Ratu Cenil dan Raja Semar Mendem dari Kerajaan Lezatika






Judul               : Kisah Lezat dari Lezatika
Penulis             : Fadillah Tea
Penerbit           : Grasindo
Tahun terbit     : 2019
Tebal               : 92 halaman
ISBN               : 978-602-05-1438-3


Review buku kali ini mencoba mengulik sebuah buku anak yang sangat menarik berjudul "Kisah Lezat dari Lezatika."
Pasar buku anak di Indonesia, setiap tahunnya dibanjiri dengan buku-buku baik dari penulis lokal, maupun buku-buku import. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri. Salah satu pertimbangan orangtua membelikan buku untuk anak, tentunya buku yang mengandung nilai-nilai positif dan membuat anak yang membaca menjadi lebih baik. Kekuatan buku anak karya penulis lokal, adalah adanya muatan nilai budaya Indonesia di dalamnya.
Salah satu buku anak terbaru yang bermuatan budaya lokal, adalah buku berjudul “Kisah Lezat dari Lezatika”. Buku ini mengangkat aneka ragam makanan tradisional yang mungkin kini sering tergantikan dengan aneka pizza dan burger. Coba tengok tokoh dalam buku ini. Ada Ratu Cenil, Raja Semar Mendem, Pangeran Onde, Putri Putu Ayu, dan lain sebagainya (halaman 2). Cenil, Semar Mendem, Onde-Onde, dan Putu Ayu, adalah nama-nama jajanan pasar yang dulu biasa menjadi camilan anak-anak zaman old, atau mereka yang sekarang ini telah menjadi orangtua. Selain keempat jajanan tersebut,  masih ada 19 jenis makanan lain yang menjadi tokoh cerita dalam buku ini. Ada Misro, Combro, Peuyeum, Lindri, Cucur, dan lain-lain.
Buku ini terdiri dari tujuh cerita/dongeng yang menceritakan tentang Kerajaan Lezatika. Dongeng yang pertama mengisahkan serangan pasukan semut dari Kerajaan Rangrang. Berkat Ratu Cenil yang hobi membaca, pasukan semut dapat diusir dari Kerajaan Lezatika (halaman 11). Ratu Cenil pernah membaca kalau semut takut air. Maka, rakyat dan prajurit Kerajaan Lezatika menggali parit di sekitar istana untuk melindungi istana dari pasukan semut. Para semut langsung kabur!
Kisah yang kedua menceritakan Festival Tapioka di Lezatika. Di sini adik-adik bisa berkenalan dengan keluarga Tapioka yaitu Pak Singkong, Misro, Comro, dan Lindri. Dan ada bonusnya resep membuat peuyeum, atau tapai singkong. Kisah-kisah di Lezatika juga mengajari adik-adik mengatur jadwal kegiatan dalam sehari (halaman 39), cara agar tidak mudah lupa seperti Pak Papeda (halaman 58), dan memelihara persahabatan dengan baik seperti yang dilakukan Laklak dan Bendu. Semua nama-nama yang disebutkan di atas, adalah jenis makanan, lho. Jika belum kenal dengan nama-nama itu, tenang saja. Dalam buku ini dijelaskan asal, bentuk, dan bahan pembuat makanan tersebut. Kalau masih bingung, minta ayah atau ibu menemani adik-adik ke pasar tradisional untuk membeli kue-kue tersebut, ya?
Selain mengenal berbagai jenis makanan tradisional, buku ini juga dilengkapi lembar aktivitas seperti mewarnai, menggunting, dan menempel. Sediakan pensil warnamu, dan warnai berbagai jenis makanan yang ada, sesuai dengan imajinasimu. Nah, segera dapatkan bukunya di toko terdekat. Jangan sampai kehabisan, ya.

Inspirasi Belajar Mereview Buku Langsung dari Ahlinya




Judul               : 35 Buku Paling Inspiratif Pilihan Sam Edy
Penulis             : Sam Edy Yuswanto
Penerbit           : CV. Pasific Press
Tahun terbit     : 2018
Tebal               : 156 halaman
ISBN               : 978-623-7012-00-9
    
           Pada beberapa berita mengenai minat baca di Indonesia, kita sering disadarkan oleh fakta bahwa minat baca di Indonesia sangat rendah. Posisi Indonesia menempati urutan ke 60 dari 61 negara yang disurvei. Posisi ini masih di bawah Thailand sebagai negara tetangga kita.
            
            Rendahnya minat baca dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah masih banyaknya orang yang menganggap kegiatan membaca adalah kegiatan yang membuang-buang waktu, tidak ada gunanya, dan bukan kegiatan yang produktif.

            Anggapan itu tentunya 100% tidak benar. Dengan membaca, kita justru memanfaatkan waktu luang dengan baik. Membaca juga banyak gunanya terutama dalam hal membuka wawasan dan menambah pengetahuan kita tentang banyak hal. Dan, siapa bilang membaca bukan kegiatan produktif? Sam Edy membuktikan bahwa membaca justru merupakan kegiatan produktif dan dapat menghasilkan profit. Membaca juga merupakan kegiatan menginspirasi, jika si pembaca membagikan hasil bacaannya dalam bentuk review.

            Sam Edy merupakan penulis review buku yang karyanya tersebar di banyak media. Dalam buku ini, ia menampilkan 35 buku yang pernah direview di media massa. Dari 35 buku tersebut, 15 buku berupa buku motivasi umum; 11 buku berupa buku motivasi islami; 7 buah buku fiksi baik berupa novel, kumpulan cerpen maupun kumpulan puisi; serta 2 buku merupakan buku travelling. Semua merupakan review terpilih yang inspiratif sesuai judul buku ini.
            Salah satu buku motivasi yang direview dalam buku ini adalah buku berjudul “Mau Minum Obat Seumur Hidup?” karya Dr. Hong Joon Chun (hal 74). Buku ini menguraikan bagaimana menyembuhkan penyakit dengan mengikuti alam. Dalam mengatasi berbagai macam penyakit, Dr Hong memberikan 3 metode berurutan yaitu makan sayuran mentah, berpuasa, dan detoksifikasi. Ketiga metode ini bertujuan membersihkan darah agar menjadi bersih dan mengalir dengan lancar. Ketika darah kita bersih, maka berbagai penyakit akan hilang dan tubuh menjadi sehat. Buku motivasi kesehatan ini tentu sangat menginspirasi apalagi disebutkan dalam review bahwa metode alami yang digunakan Dr. Hong sudah terbukti dapat mengobati seorang wanita dengan berbagai keluhan medis yang tak kunjung sembuh sebelumnya.
            Buku motivasi islami yang reviewnya di media massa terpilih untuk dimuat dalam buku ini adalah buku “Tafsir Al Qur’an di Medsos” karya Prof. H. Nadirsyah Hosen, PhD (hal 129). Dikatakan Prof. Nadirsyah dalam bukunya bahwa pada era modern seperti sekarang ini, masyarakat dimudahkan dengan mempelajari agama melalui media sosial. Disebutkan bahwa mempelajari agama di media sosial belumlah cukup. Agar tidak mendapatkan pemahaman yang setengah-setengah, kita tetap membutuhkan guru untuk menjelaskan ilmu agama secara langsung.
            Review buku fiksi yang dianggap inspiratif sehingga masuk dalam 35 review dalam buku ini adalah buku “Write Me His Story” karya Ary Nilandari (hal 61). Buku ini dianggap inspiratif karena bercerita mengenai persahabatan di antara tiga remaja. Pesan pentingnya pun ada yaitu agar remaja tidak buang sampah sembarangan, dan agar remaja melakukan hal-hal positif untuk mengisi waktu luangnya seperti yang dilakukan Hya, salah satu tokoh dalam buku ini. Hya rajin mendatangi sanggar tunanetra dan melakukan aksi sosial di sana membacakan buku cerita serta mendongeng untuk anak-anak tunanetra di sana.
            Buku travelling yang direview, mempunyai judul sangat menarik yaitu “69 Cara Travelling Gratis”, karya Trinity dan Yasmin (hal 146). Siapa sih yang tidak suka travelling apalagi gratisan? Rupanya travelling gratisan bisa didapatkan dari jalur hobby dan profesi. Hobby atau profesi sebagai vlogger, youtuber, penerbitan, motivator, MC, pramugari, selebgram, dll dapat mengantarkan seseorang travelling tanpa biaya.
            Review buku sejatinya ditulis agar orang tertarik membaca buku dimaksud, sehingga tentunya berisi hal-hal menarik dari buku yang direview. Buku karya Sam Edy ini selain memberikan informasi mengenai 35 buku inspiratif yang dapat dipertimbangkan untuk dibaca di kala senggang, juga mempunyai nilai tambah lain. Melalui buku ini, secara tidak langsung penulis membagikan informasi mengenai contoh naskah review yang diminati redaktur surat kabar untuk dapat dimuat di korannya. Nah, tunggu apa lagi? Beli bukunya dan belajar menulis reviewmu sendiri, langsung dari ahlinya!