Judul Buku : Lola, The Loading Lama Girl
Penulis : Dian K
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Tahun terbit: 2018
ISBN : 978-602-455-250-3
Tebal halaman: 171 halaman
Sebenarnya sudah sejak era-era terbitnya dulu, saya tertarik buku ini. Judulnya: "Lola, The Loading
Lama Girl". Tertarik karena menduga bahwa buku ini konyol habis. Lha judulnya aja memang sudah lucu duluan, ya. Ditambah yang ngarang adalah maestro penulis buku anak, walau lebih sering nulis dalam bentuk picbook. Nah si Lola ini bentuknya macam novel atau apa nggak jelas juga, tapi lebih mendekati novel pokoknya. Saya bilang ga jelas bentuknya, karena dalam buku ini ada ilustrasi yang menjelaskan atau menambahi materi pada suatu bab. Kalau novel murni kan, tanpa gambar, ya?
Begitu sih menurut pemahaman hamba yang cetek ilmu ini.
Jadi, tokoh utama dalam buku ini tentu saja Lola, 11 tahun, yang harus pindah sekolah menuruti keinginan orangtuanya. Papa Lola sukses dalam bisnisnya, sehingga merasa Lola harus sekolah di sekolah semi internasional. Kisah di buku ini tentu saja menceritakan seputar kelucuan Lola selama bersekolah di sekolah barunya. Tepatnya kelucuan karena ke-lola-annya. Selain Lola, juga ada tokoh papa Lola, mama Lola, nenek Lola, dan mbok Yem, ART di rumah Lola, yang semuanya lucu-lucu.
Salah satu contoh ceritanya adalah saat Lola bertemu dengan wali kelasnya, Miss Natalie (halaman 29). Lola heran melihat perut Miss Natalie besar, lalu ia bertanya Miss Natalie sarapan apa sehingga perutnya besar? Miss Natalie menjelaskan bahwa isi perutnya bukan makanan melainkan bayi. Lola langsung ngeri pucat. Hmm, dia pikir Miss Natalie habis makan bayi. Hadeew, Lola, Lola.
Suatu saat Lola mendapat undangan pesta ulang tahun temannya di sebuah resto (halaman 133). Pas mau makan, dia pengen kentut tapi nggak enak dengan teman-temannya yang sedang makan. Akhirnya dia ke kamar mandi, tapi di kamar mandi dia juga tidak berani kentut. Akhirnya dia keluar ke taman dan kentut di sana. Pas dia lagi di taman, ada temannya dan temannya ini bertanya. Malu-malu Lola mengaku kalau habis kentut. Lho kenapa tidak kentut di kamar mandi, tanya temannya. Kata Lola, di kamar mandi ada larangan membuang gas. Ternyata setelah temannya mengecek, yang dilihat Lola adalah tanda larangan merokok. Hadeeew, Lola.
Oh iya, walaupun buku ini menceritakan tentang seorang anak usia SD, tapi saya kurang yakin buku ini sesuai untuk dibaca anak SD. Ada kisah yang menceritakan saat Lola bertanya kepada mamanya, apa itu sex? (halaman 137). Mamanya kaget lalu menjelaskan dengan hati-hati bahwa sex adalah suatu proses prokreasi dan rekreasi bagi manusia, dan hanya bisa dilakukan oleh pasangan yang telah menikah. Lola bilang, tempatnya nggak cukup untuk menulis jawaban sepanjang itu. Usut punya usut Lola lagi ngisi biodata jenis kelamin yang bahasa Inggrisnya adalah sex.
"Ooh, sex yang itu artinya jenis kelamin," jawab mama Lola.
"Kalau sex yang tadi itu apa, Ma? Kok sex adalah rekreasi, jadi sex sama dengan piknik, dong?"
Mamanya Lola bingung mau jawab apa. Ai, ai, ai ... bingunglah saya juga kalau entar anak saya baca bagian itu lalu bertanya-tanya, hahaha.
Anyway, menurut saya, buku ini sangat menghibur dan ringan. Renyah, krenyes-krenyes. Dikemas dengan cantik. Hurufnya mudah dibaca, dan ada ilustrasi semacam komik yang membuat buku ini semakin segar. Cocok masuk kantong belanjaan untuk bacaan di akhir pekan.
Sabtu, 14 Desember 2019
Selasa, 19 November 2019
Cinta di Pompeii
Judul Buku : Love in Pompeii
Penulis : Indah Hanaco
Penerbit : Gramedia
Tahun terbit : 2016
Tebal : 235 halaman
ISBN : 978-602-03-3452-3
Sudah beberapa kali saya membaca novel karya Indah Hanaco. Novelnya kebanyakan romance, walaupun sebenarnya Indah adalah seorang penulis multigenre, karena saya pernah membaca karyanya yang berupa kisah inspiratif pengalaman mualaf. Jika membaca biodatanya, selain dua genre itu Indah juga menulis genre lainnya, walau sepertinya sekarang ia lebih sering menulis kisah romance-young adult.
Love in Pompeii, selanjutnya disebut LiP, berkisah tentang Gladys, seorang perempuan muda muslim asal Indonesia yang harus hijrah ke London menyembunyikan aib. Ia hamil di luar nikah dan pacarnya tidak bersedia bertanggungjawab. Akhirnya ia ke London hingga melahirkan. Di London, Gladys tinggal bertiga dengan Lulu anaknya, dan Herra tantenya.Gladys juga bekerja sebagai fashion designer di Monarchi, sebuah merek busana milik tantenya yang lain, Tante Rosie.
Kisah dimulai ketika Gladys memiliki tetangga baru yaitu Callum, seorang pembalap. Gladys mengajak Lulu mengantarkan apple pie sebagai ucapan selamat datang untuk tetangga barunya. Ternyata perkenalan pertama itu merupakan pembuka pada jalinan hubungan yang lebih serius antara Gladys dan Callum. Lulu adalah tokoh utama yang membuat Gladys dan Callum dekat, karena Lulu langsung akrab dengan Callum dan Callum juga jatuh sayang pada anak kecil yang lucu itu.
Dari hubungan yang akrab sebagai tetangga, hubungan Gladys dan Callum menjadi serius ketika mereka berlibur bersama ke Pompeii. Di Pompeiilah Gladys menyadari bahwa ia menyukai Callum lebih dari sekadar sebagai seorang tetangga yang baik. Hal ini membuat Gladys justru ragu dan galau apalagi mengingat statusnya sebagai single mother dan latar belakang keimanan yang berbeda dengan Callum.
Kisah masih cenderung datar-datar saja sampai di sini walaupun beberapa kali terdapat insiden yang membuat Gladys atau Callum merasa cemburu satu sama lain. Cerita mulai terasa konfliknya ketika mantan pacar Gladys atau bapaknya Lulu, tiba-tiba datang. Noah namanya. Noah ingin kembali merajut asa bersama Gladys dan Lulu, tapi Gladys sudah tidak ada respect sama sekali dengan mantannya itu. Ternyata Tante Rosielah yang menghubungkan Noah dengan Gladys. Gladys marah dengan Tante Rosie, namun tantenya itu justru mengejutkannya dengan membuka rahasia keluarga yang sudah lama ditutup-tutupi mengenai Gladys. Gladys terluka dan ia memutuskan untuk pulang ke Indonesia membawa Lulu.
Endingnya…tentu bahagia seperti sudah diduga. Di acara pernikahan kakak Gladys, Callum datang bersama keluarga besarnya. Gladys pun bahagia karena sudah mendapatkan kepastian bahwa Callum mencintainya sepenuh hati. Rahasia keluarga yang membuat Gladys terluka pun, sudah dengan lapang dada diterima oleh Gladys.
Bagaimana mengenai latar belakang keimanan? Emangnya Callum bersedia menjadi muslim? Indah sudah menyiapkan jalan keluar dengan tokoh Alec, kembaran Callum. Jadi di awal cerita sudah ada kisah bahwa Callum tidak begitu akur dengan kembarannya. Nah si kembaran ini kebetulan menikah dengan seorang muslimah dan tentu saja sebelumnya dia masuk Islam. Hubungan Callum dengan Gladys seolah menjadi salah satu jalan utama penyambung hubungan Callum dengan saudara kembarnya, bahkan di akhir cerita saat Callum menjumpai Gladys, saudara kembarnya pun ikut hadir. So, endingnya bahagia dan aman.
Minggu, 17 November 2019
Petualangan Gara-Gara Ngambek
Judul Buku : Teka-Teki Warisan Kakek
Penulis : Rokhmat Gioramadhita
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Tahun terbit : 2019
Tebal : 120 halaman
Harga : Rp37.000,00
ISBN : 978-602-495-084-2
Kenapa sih judul resensi ini "Petualangan Gara-Gara Ngambek?" Hehehe, jadi begini ceritanya. Ara, tokoh cerita dalam buku ini, ngambek karena dimarahi mamanya. Dia kesal juga karena diskors dari sekolah. Lho, apakah Ara anak nakal? Bukan, sih. Ara hanya seorang anak yang tomboy dan suka main sepak bola. Saat naas, bola yang ia tendang memecahkan kaca sekolah. Masalahnya, dia sudah tiga kali mecahin kaca, jadi hukuman yang ketiga ini adalah SKORS! Weeeh, agak lebay juga ya hukumannya. Tapi kalau saya sih demen bisa leyeh-leyeh di rumah, nggak perlu bangun pagi-pagi harus cepat mandi dan berangkat sekolah. Ya, nggak?
Ngambeknya Ara membuat dia diam-diam pergi naik kereta ke Purwokerto. Wiiih, jangan dicontoh ya, adik-adik! Masak ngambek trus minggat. Ntar kalau ketemu orang jahat gimana? Kalau ketemu penculik njuk piyeee? Tapi untunglah Ara tidak ketemu penculik. Dari Purwokerto, dia naik bus ke Purbalingga, ke rumah neneknya. Fiuh, untung nyampe juga ya!
Nenek Ara hanya tinggal seorang diri di rumah besar miliknya, sejak Kakek meninggal. Kalau siang, ada anak perempuan yang datang membantu nenek. Namanya Wulan. Selain Wulan, juga ada Paman Beno yang membantu nenek.
Di rumah nenek, ternyata Ara yang memang cerdas, berhasil memecahkan misteri kamar terkunci. Ara berhasil membuka gembok di pintu kamar dengan serangkaian angka sandi. Nenek bilang di dalam kamar itu ada harta warisan kakek, namun di dalam kamar itu hanya ada peralatan dalang. Saat kamar terbuka, terbuka pula topeng yang selama ini dipakai Paman Beno. Bukan topeng betulan, maksudnya ternyata selama ini Paman Beno hanya berpura-pura baik pada nenek. Padahal dia mengincar harta warisan yang ada dalam kamar. Makanya ia memaksa nenek dan Ara untuk menunjukkan harta tersebut. Padahal tidak ada harta apapun. Warisan dari kakek ya peralatan dalang dan gamelan yang sebenarnya beliau ingin untuk diteruskan oleh anak laki-lakinya yaitu Papa Ara.
Kisah berakhir dengan manis saat Papa dan Mama Ara datang menjemput. Masa skors sudah habis. Ara harus kembali bersekolah. Mengalami serangkaian petualangan membuat Ara berjanji pada diri sendiri untuk menjadi anak yang lebih baik dari sebelumnya.
Nah, begitu ceritanya. Oiya, selain berpetualang memecahkan misteri warisan kakek, Ara juga sempat jalan-jalan mengunjungi rumah masa kecil Jenderal Sudirman, lho! Rumah tersebut menjadi salah satu obyek wisata sejarah di Purbalingga. Ara pergi ke sana bersama Wulan, anak yang biasa membantu nenek di rumah. Ara senang sekali di Purbalingga. Ini yang namanya SKORS berbuah manis. Tapi ... jangan lantas ketagihan diskors, ya, Ara!**
Kamis, 26 September 2019
Soekarno dan Para Wanita yang dicintainya
Judul Buku : Kisah Cinta Soekarno
Kebahagiaan dan Konflik Batin Sang Presiden
Penulis : Octavia Pramono
Penerbit : Araska Publisher
Tahun terbit : Mei 2018
Tebal : 207 halaman
ISBN : 978-602-5805-07-3
Sebagai orang nomor satu di Indonesia pada
zamannya, Presiden Soekarno mempunyai banyak sisi yang menarik untuk diulas
dalam sebuah buku. Tak dapat dipungkiri bahwa beliau adalah presiden yang
paling berjasa untuk negeri ini. Tanpa beliau, tak akan ada ceritanya Indonesia
dapat berdiri menjadi negara yang berdaulat hampir 74 tahun lamanya.
Di samping kecerdasan, kepiawaian berorasi, dan
perjuangan beliau menuju kemerdekaan Indonesia, hal yang menjadi kontroversi
dan sering dibicarakan orang tentang Soekarno adalah wanita-wanita di
sekelilingnya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Soekarno memiliki istri lebih
dari satu, dan beberapa pernah diceraikan oleh beliau. Tercatat ada 9 orang
wanita yang secara resmi pernah menjadi istri Soekarno (halaman 90). Ke
sembilan wanita tersebut adalah Siti Oetari Tjokroaminoto, Inggit Ganarsih,
Fatmawati, Hartini, Kartini Manoppo, Naoko Nemoto (Ratna Sari Dewi), Haryati,
Yurike Sanger, dan Heldy Djafar. Di samping ke sembilan wanita tersebut,
penulis meyakini ada nama-nama lain yang pernah singgah di hati Soekarno, walau
tidak sempat dinikahi. Hal ini mungkin saja mengingat Soekarno pernah berkata:
Aku
menyukai gadis-gadis yang menarik di sekelilingku, karena gadis-gadis ini
bagiku tak ubahnya seperti kembang yang sedang mekar dan aku senang memandangi
kembang (halaman 32).
Dalam buku ini, Octavia Pramono menulis dengan
gaya khasnya yang lincah, segar dan mengalir. Penulis tak segan-segan
mengungkapkan opini pribadinya terhadap tokoh Soekarno dalam buku ini. Namun
gaya ceplas-ceplos penulis ini tak mengurangi rasa haru di beberapa capture bab dalam buku ini, terutama di
bagian saat Soekarno bercerai dengan Inggit Ganarsih dan saat Soekarno wafat.
Sebelum membahas satu persatu istri Soekarno, penulis
buku ini mencoba menelisik jejak petualangan Soekarno sebagai laki-laki saat
beliau masih menjadi seorang pemuda belasan tahun yang bersekolah di sekolah
milik Belanda (halaman 44). Saat itu, Soekarno sudah menampakkan
kecemerlangannya sebagai pelajar. Meskipun ia ‘hanya’ seorang pribumi yang
secara derajat dianggap lebih rendah dari murid lain yang Belanda asli, namun
prestasi akademiknya sangat bagus dan guru-gurunya yang asli Belanda tak
segan-segan memujinya terang-terangan (halaman 48). Namun kekecewaan harus
ditelan oleh Soekarno ketika perlakuan diskriminatif harus ia terima. Nilai
‘resmi’nya tetap ditulis lebih rendah daripada nilai ‘resmi’ teman-temannya
hanya karena ia seorang pribumi.
Kekecewaan Soekarno akhirnya dapat ia atasi
ketika ia menerima kekaguman dari teman-teman wanitanya, para noni Belanda.
Itulah awal petualangan cinta Soekarno bersama teman-teman sekolahnya. Tercatat
ada nama Rika Meelhuysen, Pauline Gobee, Laura Raat, dan Mien Hessels, pernah
singgah di hati Soekarno (halaman 55). Puncak cinta remajanya adalah ketika
dengan penuh keberanian Soekarno menghadap papi Mien Hessels, untuk meminang
noni cantik tersebut. Kala itu usia Soekarno 18 tahun. Respons dari papi Mien
membuat Soekarno merasa terhina, dan sejak itulah ia tidak lagi jatuh hati pada
noni Belanda dan lebih memilih wanita pribumi. Demikian tanggapan tuan Hessels
saat itu:
Kamu!
Inlander kotor seperti kamu. Berani-beraninya kamu mendekati anakku. Keluar!
Kamu binatang kotor, keluar! (halaman 57).
Demikianlah episode cinta yang harus dijalani
Soekarno di masa ABG. Setelah itu, Soekarno melanjutkan sekolah ke sekolah
menengah dan harus indekos di rumah HOS Tjokroaminoto. Di sini ia berkenalan
dengan Siti Oetari, lalu menjadikannya istri pertama. Pernikahannya dengan Siti
Oetari tak berlangsung lama. Soekarno kemudian tertarik kepada Inggit Ganarsih.
Inggit Ganarsih merupakan istri Soekarno yang menunjukkan pengabdiannya yang
tulus dengan mengikuti Soekarno ke pengasingan.
Saat di pengasingan, Soekarno berkenalan dengan Fatmawati
dan bermaksud menikah dengan gadis itu. Soekarno tidak bermaksud menceraikan
Inggit, namun Inggit sendiri yang meminta diceraikan. Kemudian Fatmawati inilah
yang akhirnya menjadi first lady dan mendampingi saat Soekarno dilantik sebagai
presiden pertama Republik Indonesia. Pada masa pernikahan dengan Fatmawati, Soekarno
tertarik pada Hartini dan kemudian menikahinya. Fatmawati kemudian pergi dari
istana tanpa pernah bercerai secara resmi. Hartinilah yang mendampingi Soekarno
hingga akhir hayatnya. Namun demikian Hartini bukanlah satu-satunya yang
mengisi hati Soekarno, karena pada masa pernikahannya dengan Soekarno, suaminya
itu menjalani pernikahan antara lain dengan Naoko Nemoto, Haryati, Yurike,
Kartini, dan Heldy Djafar.
Kelemahan hati Soekarno terhadap kecantikan
wanita, saat itu tidak terlalu menimbulkan kehebohan. Hanya satu kejadian
pernah tercatat yaitu protes dari aktivis perempuan saat beliau hendak menikahi
Hartini (halaman 99). Mungkin jika Soekarno hidup di zaman millennial ini,
hujatan terhadap perbuatannya akan lebih mengerikan. Satu yang dicatat dan
digarisbawahi penulis dalam buku ini, Soekarno sama sekali bukan buaya darat
atau penjahat kelamin. Beliau selalu secara jantan mengakui kedekatannya dengan
wanita-wanita. Walaupun kemudian bercerai dengan beberapa wanita dalam
hidupnya, ia selalu memperlakukan mereka dengan penuh cinta. Setiap wanita yang
dekat dengan dirinya selalu ia puja dengan kata-kata manis.
Demikianlah Soekarno dengan segala
kontroversinya. Sejatinya, beliau adalah manusia biasa yang memiliki
kekurangan. Di balik keterlibatannya dengan beberapa wanita, tetap saja kita
tidak dapat memungkiri jasa beliau sebagai perintis kemerdekaan bangsa. Bahkan,
para istrinya sudah memberikan semangat dan dorongan pada semua sepak terjang
Soekarno pada masa lalu. Yang bisa kita lakukan sekarang bukan menghujatnya
namun mendoakan yang terbaik.
Senin, 22 April 2019
Berkenalan Dengan Ratu Cenil dan Raja Semar Mendem dari Kerajaan Lezatika
Judul :
Kisah Lezat dari Lezatika
Penulis :
Fadillah Tea
Penerbit :
Grasindo
Tahun terbit :
2019
Tebal :
92 halaman
ISBN :
978-602-05-1438-3
Review buku kali ini mencoba mengulik sebuah buku anak yang sangat menarik berjudul "Kisah Lezat dari Lezatika."
Pasar buku anak di
Indonesia, setiap tahunnya dibanjiri dengan buku-buku baik dari penulis lokal,
maupun buku-buku import. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya
sendiri. Salah satu pertimbangan orangtua membelikan buku untuk anak, tentunya buku
yang mengandung nilai-nilai positif dan membuat anak yang membaca menjadi lebih
baik. Kekuatan buku anak karya penulis lokal, adalah adanya muatan nilai budaya
Indonesia di dalamnya.
Salah satu buku anak
terbaru yang bermuatan budaya lokal, adalah buku berjudul “Kisah Lezat dari
Lezatika”. Buku ini mengangkat aneka ragam makanan tradisional yang mungkin kini
sering tergantikan dengan aneka pizza dan burger. Coba tengok tokoh dalam buku
ini. Ada Ratu Cenil, Raja Semar Mendem, Pangeran Onde, Putri Putu Ayu, dan lain
sebagainya (halaman 2). Cenil, Semar Mendem, Onde-Onde, dan Putu Ayu, adalah
nama-nama jajanan pasar yang dulu biasa menjadi camilan anak-anak zaman old,
atau mereka yang sekarang ini telah menjadi orangtua. Selain keempat jajanan
tersebut, masih ada 19 jenis makanan
lain yang menjadi tokoh cerita dalam buku ini. Ada Misro, Combro, Peuyeum,
Lindri, Cucur, dan lain-lain.
Buku ini terdiri dari
tujuh cerita/dongeng yang menceritakan tentang Kerajaan Lezatika. Dongeng yang
pertama mengisahkan serangan pasukan semut dari Kerajaan Rangrang. Berkat Ratu
Cenil yang hobi membaca, pasukan semut dapat diusir dari Kerajaan Lezatika
(halaman 11). Ratu Cenil pernah membaca kalau semut takut air. Maka, rakyat dan
prajurit Kerajaan Lezatika menggali parit di sekitar istana untuk melindungi
istana dari pasukan semut. Para semut langsung kabur!
Kisah yang kedua
menceritakan Festival Tapioka di Lezatika. Di sini adik-adik bisa berkenalan
dengan keluarga Tapioka yaitu Pak Singkong, Misro, Comro, dan Lindri. Dan ada bonusnya
resep membuat peuyeum, atau tapai singkong. Kisah-kisah di Lezatika juga
mengajari adik-adik mengatur jadwal kegiatan dalam sehari (halaman 39), cara
agar tidak mudah lupa seperti Pak Papeda (halaman 58), dan memelihara
persahabatan dengan baik seperti yang dilakukan Laklak dan Bendu. Semua
nama-nama yang disebutkan di atas, adalah jenis makanan, lho. Jika belum kenal
dengan nama-nama itu, tenang saja. Dalam buku ini dijelaskan asal, bentuk, dan
bahan pembuat makanan tersebut. Kalau masih bingung, minta ayah atau ibu
menemani adik-adik ke pasar tradisional untuk membeli kue-kue tersebut, ya?
Selain mengenal
berbagai jenis makanan tradisional, buku ini juga dilengkapi lembar aktivitas
seperti mewarnai, menggunting, dan menempel. Sediakan pensil warnamu, dan
warnai berbagai jenis makanan yang ada, sesuai dengan imajinasimu. Nah, segera
dapatkan bukunya di toko terdekat. Jangan sampai kehabisan, ya.
Inspirasi Belajar Mereview Buku Langsung dari Ahlinya
Judul :
35 Buku Paling Inspiratif Pilihan Sam Edy
Penulis :
Sam Edy Yuswanto
Penerbit :
CV. Pasific Press
Tahun terbit :
2018
Tebal :
156 halaman
ISBN :
978-623-7012-00-9
Pada beberapa berita mengenai minat
baca di Indonesia, kita sering disadarkan oleh fakta bahwa minat baca di
Indonesia sangat rendah. Posisi Indonesia menempati urutan ke 60 dari 61 negara
yang disurvei. Posisi ini masih di bawah Thailand sebagai negara tetangga kita.
Rendahnya minat baca dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah masih banyaknya orang yang
menganggap kegiatan membaca adalah kegiatan yang membuang-buang waktu, tidak
ada gunanya, dan bukan kegiatan yang produktif.
Anggapan itu tentunya 100% tidak
benar. Dengan membaca, kita justru memanfaatkan waktu luang dengan baik.
Membaca juga banyak gunanya terutama dalam hal membuka wawasan dan menambah
pengetahuan kita tentang banyak hal. Dan, siapa bilang membaca bukan kegiatan
produktif? Sam Edy membuktikan bahwa membaca justru merupakan kegiatan
produktif dan dapat menghasilkan profit. Membaca juga merupakan kegiatan
menginspirasi, jika si pembaca membagikan hasil bacaannya dalam bentuk review.
Sam Edy merupakan penulis review
buku yang karyanya tersebar di banyak media. Dalam buku ini, ia menampilkan 35
buku yang pernah direview di media massa. Dari 35 buku tersebut, 15 buku berupa
buku motivasi umum; 11 buku berupa buku motivasi islami; 7 buah buku fiksi baik
berupa novel, kumpulan cerpen maupun kumpulan puisi; serta 2 buku merupakan
buku travelling. Semua merupakan review terpilih yang inspiratif sesuai judul
buku ini.
Salah
satu buku motivasi yang direview dalam buku ini adalah buku berjudul “Mau Minum
Obat Seumur Hidup?” karya Dr. Hong Joon Chun (hal 74). Buku ini menguraikan
bagaimana menyembuhkan penyakit dengan mengikuti alam. Dalam mengatasi berbagai
macam penyakit, Dr Hong memberikan 3 metode berurutan yaitu makan sayuran
mentah, berpuasa, dan detoksifikasi. Ketiga metode ini bertujuan membersihkan
darah agar menjadi bersih dan mengalir dengan lancar. Ketika darah kita bersih,
maka berbagai penyakit akan hilang dan tubuh menjadi sehat. Buku motivasi kesehatan
ini tentu sangat menginspirasi apalagi disebutkan dalam review bahwa metode
alami yang digunakan Dr. Hong sudah terbukti dapat mengobati seorang wanita
dengan berbagai keluhan medis yang tak kunjung sembuh sebelumnya.
Buku
motivasi islami yang reviewnya di media massa terpilih untuk dimuat dalam buku
ini adalah buku “Tafsir Al Qur’an di Medsos” karya Prof. H. Nadirsyah Hosen,
PhD (hal 129). Dikatakan Prof. Nadirsyah dalam bukunya bahwa pada era modern
seperti sekarang ini, masyarakat dimudahkan dengan mempelajari agama melalui
media sosial. Disebutkan bahwa mempelajari agama di media sosial belumlah
cukup. Agar tidak mendapatkan pemahaman yang setengah-setengah, kita tetap
membutuhkan guru untuk menjelaskan ilmu agama secara langsung.
Review
buku fiksi yang dianggap inspiratif sehingga masuk dalam 35 review dalam buku
ini adalah buku “Write Me His Story” karya Ary Nilandari (hal 61). Buku ini
dianggap inspiratif karena bercerita mengenai persahabatan di antara tiga remaja.
Pesan pentingnya pun ada yaitu agar remaja tidak buang sampah sembarangan, dan
agar remaja melakukan hal-hal positif untuk mengisi waktu luangnya seperti yang
dilakukan Hya, salah satu tokoh dalam buku ini. Hya rajin mendatangi sanggar
tunanetra dan melakukan aksi sosial di sana membacakan buku cerita serta
mendongeng untuk anak-anak tunanetra di sana.
Buku
travelling yang direview, mempunyai judul sangat menarik yaitu “69 Cara
Travelling Gratis”, karya Trinity dan Yasmin (hal 146). Siapa sih yang tidak
suka travelling apalagi gratisan? Rupanya travelling gratisan bisa didapatkan
dari jalur hobby dan profesi. Hobby atau profesi sebagai vlogger, youtuber,
penerbitan, motivator, MC, pramugari, selebgram, dll dapat mengantarkan
seseorang travelling tanpa biaya.
Review buku sejatinya ditulis agar
orang tertarik membaca buku dimaksud, sehingga tentunya berisi hal-hal menarik
dari buku yang direview. Buku karya Sam Edy ini selain memberikan informasi
mengenai 35 buku inspiratif yang dapat dipertimbangkan untuk dibaca di kala
senggang, juga mempunyai nilai tambah lain. Melalui buku ini, secara tidak
langsung penulis membagikan informasi mengenai contoh naskah review yang
diminati redaktur surat kabar untuk dapat dimuat di korannya. Nah, tunggu apa
lagi? Beli bukunya dan belajar menulis reviewmu sendiri, langsung dari ahlinya!
Jumat, 15 Februari 2019
Mendampingi Sahabat Hingga di Saat-saat Terburuk
Judul Buku : Kana di Negeri Kiwi
Penulis : Rosemary Kesauly
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2005
Tebal : 152 halaman
Kana seorang gadis remaja yang terobsesi dengan mantan pacarnya yang bernama Rudi. Kana sangat mencintai Rudi, dan sudah mengincar cowok itu sejak lama. Memberi cowok itu cokelat sebelum mengenalnya, dan sengaja berlama-lama di perpustakaan sekolah agar dapat selalu memandangi Rudi. Dan akhirnya ia dapat menjadi pacar Rudi.
Namun kemudian hidup Kana berubah ketika sang ibu yang tidak pernah akur dengannya hendak menikah lagi dan memutuskan untuk mengirim Kana pada ayah kandungnya di Selandia Baru. Sebelumnya Kana dan ibunya tinggal di Yogyakarta. Kana pun pindah ke negeri kiwi tersebut dan malangnya sebelum pindah, Rudi memutuskan hubungan dengan satu alasan, yaitu Kana terlalu gemuk. Padahal digambarkan Rudilah yang terlalu kurus. Namun perkataan pacarnya itu akhirnya sering membuat Kana merasa gemuk dan tidak pede dengan bobotnya.
Adaptasi di Selandia Baru dijalani Kana dengan cukup baik. Ia dapat akrab dengan ayahnya. Ia juga memiliki teman akrab bernama Jyotika yang biasa dipanggilnya Joy. Sejak Rudi mencapnya gemuk, Kana selalu terobsesi untuk menjadi kurus. Ia juga sering berkeluh-kesah pada Joy tentang kegemukannya meskipun Joy berulangkali menyebutnya tidak gemuk. Kana juga sering menjengkelkan Joy karena sangat terobsesi dengan Rudi. Bayangkan saja, Kana masih memakai kalung bertuliskan nama Rudi, mengenakan gantungan kunci dengan nama Rudi, dan menyulam nama Rudi di kaus kakinya. Semua temannya mengetahui tentang Rudi.
Kana bermaksud memberikan Rudi hadiah ulang tahun. Maklum saja, walau sudah diputus oleh Rudi, Kana masih menulis surat tiap hari untuk mantannya itu. Sehingga wajar dia ingin memberikan sesuatu yang spesial untuk Rudi, walau kenyataannya mereka sudah tinggal di dua benua yang berbeda.Teman-teman gengnya menyarankan Kana untuk membuat lagu khusus untuk Rudi. Temannya tahu Kana suka menulis puisi dan menyarankan Kana untuk meminta bantuan seseorang untuk membuatkannya lagu berdasarkan lirik salah satu puisinya. Kana kemudian meminta bantuan pada Tsunehisa, salah satu teman cowoknya warga negara Jepang. Tsunehisa adalah cowok yang diam-diam ditaksir oleh Joy. Tsunehisa bersedia membantu Kana. Namun saat Kana memberikan sebuah topi sebagai ucapan terima kasih untuk Tsunehisa karena sudah membantunya menyiapkan kado untuk Rudi, Joy melihatnya. Joy sangat marah dan mengatakan bahwa Kana menusuknya dari belakang.
Kana bermaksud menjelaskan bahwa Joy hanya salah paham, namun Joy tak mau mendengar. Mereka malah bertengkar hebat. Kana tidak mau disalahkan. Ia juga sebenarnya bingung karena sebelum Joy melihatnya bersama Tsunehisa pun, sudah beberapa waktu Joy seolah menghindarinya. Mereka akhirnya berpisah dalam keadaan marah. Kana tidak dapat lama-lama marah dan merencanakan akan mengunjungi Joy di akhir pekan. Saat ia mengunjungi Joy di rumah sahabatnya itulah, ia menemukan sebuah fakta mengerikan tentang kejadian buruk yang menimpa saudaranya itu. Ternyata Joy mengalami perundungan seksual hingga hamil yang dilakukan oleh ayah tirinya sendiri. Saat Kana menemui Joy di rumahnya, saat itu Joy mengalami pendarahan karena mencoba menggugurkan kandungan saat semua anggota rumah sedang pergi. Kana menelepon ayahnya untuk meminta bantuan membawa Joy ke rumah sakit. Ayah Kana juga membantu Joy untuk mendapatkan perlindungan dan melaporkan ayah tiri Joy pada yang berwajib.
Kejadian yang menimpa sahabatnya membuat Kana banyak berpikir dan mulai mensyukuri kondisinya yang jauh lebih baik daripada Joy. Ibunya mungkin tak menyukainya dan mengirimkannya ke Selandia Baru, tapi ayahnya sangat menyayanginya. Ia juga tak perlu merisaukan tubuhnya yang memang tak terlalu gemuk. Dalam upayanya menguatkan Joy setelah peristiwa yang mengerikan itu, |Kana memberi nasihat pada Joy bahwa Joy akan berhasil jika mengarahkan diri untuk meraih tujuan di hadapannya dan meninggalkan hal-hal yang sudah lewat di belakang. Kana kemudian sadar bahwa nasihat itu juga harus ia terapkan untuk dirinya sendiri. Dan salah satu yang harus segera dilakukan adalah melupakan Rudi.
Setelah terbebas dari obsesinya terhadap Rudi, Kana banyak berpikir tentang masalah yang menimpa Joy dan menyimpulkan bahwa banyak permasalahan yang dialami gadis muda seusianya yang kadang tidak terdeteksi karena si korban malu atau tak tahu harus minta bantuan ke mana. Kana kemudian menginisiasi sebuah ide untuk membentuk RASA (Riverdale Against Sexual Abuse), sebuah supporting group tempat para remaja korban pelecehan seksual dapat saling menceritakan masalah dan pengalaman mereka serta saling mendukung satu sama lain supaya dapat menjalani hidup ini dengan ceria kembali. Kepala sekolah mendukung ide Kana tersebut dan Kana mengembangkan grup RASA hingga dapat berjalan sesuai fungsinya. RASA diperkuat oleh seorang psikologi yang dibayar sekolah, guru konseling, dan para volunteer.
Demikianlah akhirnya Kana dapat mengakhiri masa SMAnya di Riverdale dengan baik. Tak hanya hal negatif, namun Kana juga mengalami banyak hal positif yang membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang lebih peka dan percaya diri. Novel ini sangat baik untuk dibaca oleh remaja puteri maupun putera yang sedang dalam tahap mencari jati diri dalam kehidupan. Bumbu cinta khas remaja dibubuhkan tanpa banyak detail yang tak perlu. Novel ini juga menyimpan kisah persahabatan yang sangat menginspirasi. Kau akan tahu bagaimana bersikap jika sedang bertengkar dengan sahabatmu dan tahu bagaimana mendampingi sahabatmu di saat-saat terburuknya. Layak jika novel ini dinobatkan merupakan novel juara 1 lomba teenlit writer pada zamannya.
Langganan:
Postingan (Atom)