Minggu, 17 November 2019

Petualangan Gara-Gara Ngambek


Judul Buku    : Teka-Teki Warisan Kakek
Penulis           : Rokhmat Gioramadhita
Penerbit         : Indiva Media Kreasi
Tahun terbit   : 2019
Tebal             : 120 halaman
Harga            : Rp37.000,00
ISBN             : 978-602-495-084-2



Kenapa sih judul resensi ini "Petualangan Gara-Gara Ngambek?" Hehehe, jadi begini ceritanya. Ara, tokoh cerita dalam buku ini, ngambek karena dimarahi mamanya. Dia kesal juga karena diskors dari sekolah. Lho, apakah Ara anak nakal? Bukan, sih. Ara hanya seorang anak yang tomboy dan suka main sepak bola. Saat naas, bola yang ia tendang memecahkan kaca sekolah. Masalahnya, dia sudah tiga kali mecahin kaca, jadi hukuman yang ketiga ini adalah SKORS! Weeeh, agak lebay juga ya hukumannya. Tapi kalau saya sih demen bisa leyeh-leyeh di rumah, nggak perlu bangun pagi-pagi harus cepat mandi dan berangkat sekolah. Ya, nggak?

Ngambeknya Ara membuat dia diam-diam pergi naik kereta ke Purwokerto. Wiiih, jangan dicontoh ya, adik-adik! Masak ngambek trus minggat. Ntar kalau ketemu orang jahat gimana? Kalau ketemu penculik njuk piyeee? Tapi untunglah Ara tidak ketemu penculik. Dari Purwokerto, dia naik bus ke Purbalingga, ke rumah neneknya. Fiuh, untung nyampe juga ya!

Nenek Ara hanya tinggal seorang diri di rumah besar miliknya, sejak Kakek meninggal. Kalau siang, ada anak perempuan yang datang membantu nenek. Namanya Wulan. Selain Wulan, juga ada Paman Beno yang membantu nenek.

Di rumah nenek, ternyata Ara yang memang cerdas, berhasil memecahkan misteri kamar terkunci. Ara berhasil membuka gembok di pintu kamar dengan serangkaian angka sandi. Nenek bilang di dalam kamar itu ada harta warisan kakek, namun di dalam kamar itu hanya ada peralatan dalang. Saat kamar terbuka, terbuka pula topeng yang selama ini dipakai Paman Beno. Bukan topeng betulan, maksudnya ternyata selama ini Paman Beno hanya berpura-pura baik pada nenek. Padahal dia mengincar harta warisan yang ada dalam kamar. Makanya ia memaksa nenek dan Ara untuk menunjukkan harta tersebut. Padahal tidak ada harta apapun. Warisan dari kakek ya peralatan dalang dan gamelan yang sebenarnya beliau ingin untuk diteruskan oleh anak laki-lakinya yaitu Papa Ara.

Kisah berakhir dengan manis saat Papa dan Mama Ara datang menjemput. Masa skors sudah habis. Ara harus kembali bersekolah. Mengalami serangkaian petualangan membuat Ara berjanji pada diri sendiri untuk menjadi anak yang lebih baik dari sebelumnya.

Nah, begitu ceritanya. Oiya, selain berpetualang memecahkan misteri warisan kakek, Ara juga sempat jalan-jalan mengunjungi rumah masa kecil Jenderal Sudirman, lho! Rumah tersebut menjadi salah satu obyek wisata sejarah di Purbalingga. Ara pergi ke sana bersama Wulan, anak yang biasa membantu nenek di rumah. Ara senang sekali di Purbalingga. Ini yang namanya SKORS berbuah manis. Tapi ... jangan lantas ketagihan diskors, ya, Ara!**


Tidak ada komentar:

Posting Komentar